Coffee Fans Gempar Setelah Muncul Kopi Tumbuk. Apakah Lebih Mantap?

Para peminum Kopi di dunia ada beberapa macam kasta. Ada yang pantang minum kopi yang diseduh dengan tambahan gula, creamer, susu, perasa dan aroma apapun. Mereka termasuk golongan penikmat kopi sejati. Black Coffee, espresso dan kopi tubruk adalah sajian kopi yang mereka inginkan, entah di rumah atau saat hang-out dengan rekan bisnis, sahabat dan rekan-rekan komunitasnya. Pemanisnya bisa Kue Klepon yang sempat heboh itu, getuk, cake, browniies, singkong rebus atau snack ala Western dan penganan Nusantara. 

Selanjutnya ada penikmat kopi yang happy kalau kopinya ditaburi gula pasir atau gula aren, gula kubus maupun gula yang katanya low calorie. Banyak pula yang menggemari kopi susu, caffe latte, cappuccino dan beragam sajian kopi dengan segala macam rasa dan aroma, bisa dingin atau panas. 



Bikin ngiler nih, jangan-jangan dia sedang 
bersiap nyeruput kopi tumbuk (freepik.com)

Di antara mereka adalah coffee lovers yang agak pantang dengan kopi kemasan (sachet). Mereka ingin ngopi dengan real coffee meskipun ada tambahan berupa creamer, gula aren, caramel, susu dan sebagainya. 

Genre lainnya adalah peminum kopi yang tidak peduli dengan asal-usul kopi. Mereka tidak pantang dengan kopi sachet, namun mereka pasti punya pilihan rasa tertentu yang akan digemarinya seumur hidup. 

Nah, belakangan ini muncul new lifestyle yang penting disimak oleh coffee fans around the world. 



Kita sudah faham bahwa kopi yang dijual di pasaran adalah coffee bean (biji kopi) dan kopi bubuk dengan beberapa varian, yaitu giling kasar, sedang dan fine (halus), bahkan ada yang super fine, sehingga hampir tidak ada ampas pada cangkir atau mug yang anda gunakan untuk nyeruput kopi. 

Yuk nyobain minum kopi tumbuk dengan lepekan style.
Berani coba? (genpi.co)


Ternyata anda juga bisa membeli kopi bubuk yang ditumbuk, bukan digiling. Mirip seperti beras tumbuk yang dipercaya lebih sehat dibandingkan beras yang diproses dengan mesin giling. Lalu, bagaimana dengan kopi tumbuk?

Pada 6 Agustus 2019 radarjember.jawapos.com melaporkan tentang Kopi Tumbuk. Biji kopi Ditumbuk dengan menggunakan tongkat kayu dengan landasan lesung bundar. Kedua peralatan manual ini terbuat dari kayu. Peristiwa unik ini ditemukan Dusun Sumber Klopo, Curah Kalong, Kecamatan Bangsalsari, Jember - East Java, Indonesia. 

Profesor Yuli Utomo Guru Besar di bidang teknologi pangan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Jember (Unej) mengatakan bahwa ada perbedaan tersendiri dari kopi yang diporoses melalui cara tradisional misalnya ditumbuk dibandingkan dengan kopi yang digiling dengan mesin. Lebih lanjut Professor Yuli mengungkapkan bahwa jika kopi ditumbuk maka tekanan akan terukur, orang yang menumbuk bisa memperkirakan.

Apabila digiling berarti hanya satu ukuran karena mesin giling melakukannya dengan automatic. Believe it or not, Prof Yuli juga menjelaskan bahwa pecahan kopi yang dihasilkan melalui gilingan dengan mesin akan menurunkan kualitas kopi. Benarkan begitu? 

Mungkin harus dicari second opinion supaya pernyataan Profesor Yuli Utomo lebih sah. 

Sementara itu kompas.com (16/04/2018) melaporkan pula kisah Kopi Tumbuk ini dari Kendal. Petani kopi di daerah ini menanam kopi yang berasal dari Liberia, West Africa – yang dibawa oleh orang Belanda pada jaman dahulu. Uniknya, kopi yang dihasilkan memiliki aroma buah Nangka. Wow banget nih.


Warga bernama Nur Abidin, berdomisili resmi di Wonokerso RT 02 RW 06 Desa Tirto Mulyo, Kecamatan Plantungan, memproduksi kopi Liberika (Liberia Afrika? dengan cara tradisional tanpa mesin penggiling untuk menggiling kopi.  Kepada kompas.com dia mengatakan, “Saya membuat kopi masih menggunakan sistem jemur, menggoreng dan kemudian menumbuk serta menyaring,”

Nur menambahkan pula, “Kuncinya digoreng dan tumbuk. Kalau menggorengnya kurang matang atau gosong, tentu rasanya beda. Demikian juga kalau numbuknya kurang lembut,” 

Setelah pandemi global gara-gara Covid-19 ini berlalu, sepertinya seru untuk ikut Coffee Tour ke Dusun Sumber Klopo, Jember, East Java. Jika ada waktu singgah juga di Desa Tirto Mulyo, Kecamatan Plantungan, Kendal, Central Java. Tak perlu kita terbang ke Liberia, Afrika untuk mendapatkan beberapa bungkus kopi tumbuk ini. Coffee adventure sambil mengenal lebih dekat warga Nusantara juga akan seru sekalian wisata kuliner dan ngobrol ngolor ngidul dengan warga setempat. 

Sambil nyeruput kopi tumbuk, kita akan mendapat local hospitality yang ramah, yang sangat genuine tanpa basa basi palsu, plus humor ala local genius yang kental dengan logat setempat. Impian untuk menikmati suasana indah juga kita bisa raih di wilayah Nusantara. Apalagi kalau kita cinta NKRI dengan semangat Merah Putih, mencintai hasil bumi Indonesia. 


Yuk seruput kopi tumbuk segera - karena kini bisa dibeli secara online. Cukup aktifkan aplikasi gerai online di smartphone, kopi tumbuk akan on the way ke rumah. Sepertinya suasana stay at home dan working from home bisa dinikmati lebih mantap. 

Kalau anda berniat untuk memulai bisnis, mungkin anda bisa membangun start-up pertama anda dengan menjual kopi tumbuk secara online dengan memaksimalkan gadget, smartphone dan laptop anda. 

Why not lah. 

By the way, ingin bisnis kopi sekaligus dapatkan diskon menarik? Yuk klik link berikut ini:


BISNIS KOPI FROM HOME

Comments

Great Coffee Great People

Popular posts from this blog

Kopi: Lebih dari Sekadar Minuman - Manfaat dan Aplikasi Luar Biasa dari Biji Kehidupan

The genetic of coffee has been revealed

How to choose coffee machine for coffee lovers